2017: Tahun Pembelajaran

Selamat tahun baru untuk semuanya teman-teman….

Saya dan suami tidak merayakan malam pergantian tahun, liburan akhir tahunpun kami habiskan banyak waktu berdua di kamar. Apalagi 2 hari sebelum pergantian tahun suami sempat sakit, tapi itulah quality time kami yang memang sedikit berkurang sepanjang 2017 lalu.

Disini saya mau sedikit flashback dengan apa yang sudah lalui dan yang saya rasakan di tahun 2017 lalu. Hal ini saya lakukan agar saya selalu mawas diri di tahun baru ini, agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Untuk saya tahun 2017 adalah tahun yang spesial, tahun yang penuh dengan perjuangan dan pembelajaran hidup di rumah tangga kami. Banyak banget cerita sedihnya, tapi cerita bahagianya juga banyak kok. Di tahun ini pula saya merasa kualitas diri meningkat walaupun hanya sedikit, tapi ada perubahan lah yang terlihat kalo lagi ngaca ^_^. Saya juga bersyukur, semua yang terjadi di tahun 2017 membentuk saya dan suami menjadi pribadi yang lebih kuat dan tegar.

Dengan berjalannya 2017, berjalan pula tahun ke 2 usia pernikahan kami. Awal tahun 2017, banyak sekali mimpi-mimpi yang kami rangkai berdua (mostly mimpi2 duniawi semua). Tetapi banyak yang ga kesampean hahaha… namanya juga manusia ya, hanya bisa berencana, Allah lah yang menentukan. Atau kita yang kurang berjuang demi mimpi2 itu? Entahlaah… tapi mimpi-mimpi itu diganti dengan rejeki2 lain yang tak ternilai harganya.

Rumah Tangga dan Financial

Salah satu rejeki yang tidak disangka dan diduga adalah  kehamilan saya. Alhamdulillah, wasyukurillah, sungguh Allah maha baik kepada hambanya. Allah mengabulkan doa-doa panjang yang selalu kami panjatkan semejak kami menikah di tahun 2015. Ini salah satu rejeki yang tak ternilai harganya.

Sebenernya udah ga mau minta apa-apa lagi sama Allah, karena mimpi kami untuk mendapatkan buah hati akan segera terwujud. Tapi kan Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Berdoalah (mintalah) kepadaku, niscaya aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin : 60).

Karena kita sebagai hamba Allah, memang seharusnya kita meminta sama Allah. Maka mintalah yang banyak dan spesifik, sungguh Allah Maha Kaya, Maha Pemberi Rizki, Maha Pengasih lagi Maha penyayang kepada hambanya. Masa disuruh minta ga mau? Yuuk minta yang banyak, sambil ikhtiar tentunya.

Salah satu impian kami yang ingin sekali kami wujudkan tahun lalu adalah membangun rumah. Tapi selama 2017 kami hanya mampu mengumpulkan bahan-bahan baku bangunan yang masih kami simpan di gudang dan tak tau kapan kami akan memulai membangunnya.

Selain itu, pak suami harus rela menghibahkan kendaraan satu2nya yang dimiliki kepada adiknya, karena motor adiknya rusak dan dia tidak bisa bekerja tanpa kendaraan. Itu artinya pak suami tidak memiliki kendaraan untuk bekerja atau berkegiatan lain. Kalo memakai transportasi umum, lumayan menguras kantong dari Bekasi ke Gatot Subroto. Tapi Allah ngasih solusi, syukur alhamdulillah….. semejak pertengahan 2017 pihak kantor suami menyediakan suttle bus yang jaraknya kurang lebih 6km dari rumah. Jadilah suami ngebus ke kantor untuk beberapa bulan ke depan. Pada akhirnya, tetap saja kami mengambil satu unit sepeda motor baru karena sangat dibutuhkan. Itu tandanya bertambah pula cicilan kami tiap bulan. Maklum… belum mampu bayar cash.

Spiritual

Saya baru menyadari bahwa kehamilan adalah proses spiritual yang luar biasa bagi seorang wanita. Selama hamil, banyak hal positive yang berkembang di dalam diri saya. Saya juga mulai menjauhi hal-hal yang kiranya berdampak buruk bagi janin, misalnya bergosip, marah-marah, bete, iri hati dll… perlahan-lahan saya hilangkan sifat-sifat itu. Tidak bisa 100%, karena pada hakikatnya manusia memiliki 2 sisi dalam hidupnya, sisi baik dan sisi buruk. Saya hanya mencoba meminimalisir hal-hal negative yang bergejolak di dalam diri saya. Kenapa saya melakukan ini? sebenarnya tindakan ini saya lakukan dibawah alam sadar saya, karena fokus utama saya, hanya ingin memberikan sugesti positive untuk janin yang saya kandung. Sehingga, yang saya fikirkan hanya hal positive saja dan seketika tidak ingat dengan yang negative2.

Lalu apa yang saya lakukan?

Saya banyak membaca buku tentang kehamilan ataupun agama islam. Saya juga banyak bertanya dan sharing tentang ilmu agama dengan teman yang saya anggap mumpuni di bidang ini. Dampaknya sangat luar biasa buat saya, beberapa dampak yang saya rasakan adalah kekhusyuan saya dalam beribadah bisa dibilang meningkat satu level lebih tinggi dibandingkan sebelum hamil, menjadi lebih tenang dan lebih bahagia menjalani hidup  tak peduli apapun yang terjadi. Harapan saya, semoga hal ini semakin meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Btw, ibu-ibu hamil mengalami apa yang saya rasakan ga selama kehamilan?

Pendidikan

Ga ada angin ga ada hujan, tiba-tiba suami pengen kuliah S2 dan saya langsung mengiyakan. Padahal keadaan keuangan kami sedang tidak stabil, kami hanya yakin saja kepada Allah, sang Maha Pemberi Rejeki. Bismillah… Daftarlah pak suami, lulus daaan seminggu kemudian harus bayar uang pangkal yang nilainya tidak sedikit wkwkwkwk. Pusing…. pasti… tapi kami tetap ikhtiar. Sekali lagi Allah maha baik, sangat baik… alhamdulillah Allah selalu beri jalan. Entah rejeki dari mana, uang pangkalpun sudah terbayarkan. InsyaAllah Februari sudah mulai kuliah. Saat-saat kayak gini kalo diinget suka bikin terharu dan baper….

Liburan

Sepanjang tahun 2017 kami hanya liburan 1 kali ke Belitung, udah itu aja. Tapi alhamdulillah saya ga kurang piknik. Saya mengalihkan keinginan-keinginan yang saya fikir konsumtif dengan kegiatan yang lebih menyenangkan. Saya kembali mengajar, saya membuka kursus di rumah. Bertemu anak-anak ternyata menjadi hal yang sangat membahagiakan untuk saya. Sayapun kembali mengajar… setelah 1 tahun lebih tidak mengajar.

Skill

Selama kehamilan bulan ke-4 saya sangat senang memasak, sampai sekarang tentunya (bulan ke-6). Karena hobby saya memasak, akhirnya mau ga mau saya belajar berbagai macam resep masakan. Prestasi terbesar dalam hal ini adalah saya bisa memasak lobster saus tiram wkwkwkwk…. baru sekali seumur hidup masak lobster. Ternyata masak itu butuh kebiasaan aja, kalo dilakukan tiap hari skill memasak kita juga meningkat. Menu yang saya sajikanpun lebih variatif. Lalu bagaimana soal rasa? buat saya ok ok aja sih, buat anggota keluarga yang lain kadang bilang enak, kadang bilang juga kurang ini, itu bla bla blaaa… it’s okay namanya juga proses belajar ya…

Kesehatan dan Olahraga

Sejak pertengahan 2017, saya menjadi anggota salah satu sport center yang dekat dengan rumah saya. Karena sudah jadi member, mau ga mau dong member cardnya digunakan masa mejeng aja di dompet… ini memang salah satu resolusi saya tahun 2017. Alhamdulillah tercapai, saya harus melawan malas yang luar biasa demi hidup yang lebih sehat. Selama 3 bulan saya mencoba gym, zumba, yoga, belly dance, berenang, dll. Pokoknya semua fasilitas di sport center saya cobain. Eeeeh tiba-tiba saya hamil dengan mual yang sangat parah, OFF! byebye sport center kecintaan saya. Menginjak usia kandungan 20 Minggu saya mulai aktif lagi olahraga, yaitu berenang, yoga dan jalan kaki tiap pagi. Saya fikir saya akan malas untuk memulai lagi, tetapi ternyata tidak. Saya sudah berjanji dalam diri sendiri saat tri-semester pertama, bahwa menginjak usia 20 minggu saya wajib olahraga. Alhamdulilah, kegiatan olahraga ini berjalan lancar buat bumil sampai sekarang. Sayapun merasa fit dan bugar selama kehamilan.

Harapan 2018

Saya ingin melanjutkan kebiasaan-kebiasaan baik yang saya bangun di tahun lalu, alangkah lebih baiknya jika kebiasaan lebih meningkat lagi levelnya. Selain itu, HPL saya adalah bulan April 2018, sebagai ibu hamil untuk pertama kalinya, saya sangat ingin melahirkan secara normal, nyaman, dan minim trauma. Amin ya Allah

Cukup sekian ya postingan kali ini….

Menurut kamu apa sih makna tahun 2017 buat kamu?