Tifoid Fever (Tipes) vs Dengue Hemorrhagic Fever (DBD)

Dua minggu yang lalu, sebelum imlek aku dan suami berniat menginap di rumah mamahku selama seminggu. Entah apa yang membawa kami ingin menetap begitu lama. Pokoknya kami, terutama aku ingin menginap di rumah mamahku selama satu minggu. Keinginan inipun aku utarakan kepada mamah, beliau dengan senang hati menyambut kami. Kami sadar kalo mamah dan bapak kesepian sekali di rumah karena semua anak-anaknya, yang berjumlah 2 orang ini, tinggal merantau di kota orang.
Ketika datang ke rumah kondisi mamah masih sangat sehat, beliau sibuk sekali dengan kegiatan majlis taklim di lingkungan rumah kami. Jadi kami happy-happy aja karena kedua orang tua kami sehat walafiat saat itu.

Setelah dua hari menetap di rumah, mamahku tiba-tiba mengeluh kalo kepalanya sangat sakit dan badanyapun tiba-tiba panas sekali. Suhu badannya saat itu hampir  40 derajat celcius, selain itu perutnya sakit, kata mamah sakitnya saperti ususnya sedang dililit-lilit. Aku ga tega banget lihat mamah kesakitan, akhirnya aku membawanya ke klinik dekat rumah. Setelah diperiksa oleh dokter, hasilnya menunjukan kalo mamah terkena gejala tipes atau dalam istilah medisnya Tifoid Fever. Mamah wajib istirahat total dari kegiatan sehari-harinya dan harus memakan makanan yang lunak. Selama 4 hari mamah mengkonsumsi bubur yang aku masak, beliau tetap makan dengan lahap walaupun bubur yang aku masak ga karuan rasanya hehehe.

Tipes ini salah satu penyakit dimana gejala awalnya terlihat sangat ringan dan biasa saja. Padahal kalo sudah parah penyakit ini bisa sangat berbahaya guys bisa menyebabkan pendarahan di usus, merusak jantung dan prankreas dan masih banyak lainnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama Salmonella Typhosa. Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Virus ini akan cepat sekali berkembang didalam tubuh dan mengkontaminasi saluran pencernaan kita, makananya penderita tipes sering merasakan sakit di bagian perut. Berikut adalah gejala-gejala awal penyakit tipes:

1. Demam tinggi biasanya sekitar 30-40 derajat celcius
2. Sakit perut dan sakit kepala
3. Lidah berwarna putih
4. Mual dan muntah
5. Hilangnya nafsu makan
6. Badan terasa lemah dan lesu
7. Diare

Ketika aku membawa mamah ke dokter, dokter memberikannya anti biotik, obat penghilang mual dan beberapa obat lagi yang aku lupa namanya apa. Setelah kurang lebih 4 hari mengkonsumsi obat dokter, keadaan mamah mulai membaik. Mamah sudah tidak sakit kepala dan perutnya pun sudah tidak sakit, akan tetapi rasa mual masih tetap ada.  Saat itu aku berfikir bahwa sebentar lagi mamah pasti sembuh. Mamahpun demikian, makan banyak dan minum obatnya semangat sekali karena ingin sembuh.

Pada hari ke-5 mamah sakit, ternyata badan mamah dipenuhi oleh bintik-bintik merah. Duuuh aku kaget bukan main, takutnya mamah kena demam berdarah dengue (DBD). Akan tetapi bapak berusaha menenangkan, bahwa bercak merah setelah menderita penyakit tipes itu adalah hal yang biasa. Tapi kok aku ga yakin ya, akhirnya aku bawa lagi mamah ke klinik. Di klinik, dokter menyarankan utuk cek darah. Dokterpun bilang ini sudah ada gejala DBD. Padahal mamah tidak merasakan gejala-gejala yang biasanya ada di awal DBD muncul karena kondisi badannya mulai membaik. Padahal eh padahal nih ya DBD itu kan gajalanya kayak pelana kuda justru ketika badan merasa enakan atau demam turun itulah masa-masa kritisnya. Setelah mendengar penjelasaan ini, aku menarik kesimpulan sebenarnya dari awal mamah sudah DBD, tapi karena kekebalan tubuhnya yang kuat gejala-gejala yang ditimbulkan oleh DBD pun sangat mirip dengan tipes. Saat itu aku belum tau perbedaan-perbedaan antara dua penyakit ini. Berikut adalah gejala-gejala awal DBD:

1. Demam tinggi mendadak sekitar 2-7 hari, suhu badan biasanya 38-40 derajat celcius
2. Timbul bintik-bintik merah dan kalo diregangkan kulinya bintik merahnya ga ilang
3. Mimisan
4. Muntah darah atau BAB darah
5. Menggigil kedinginan tapi berkeringat diujung tangan dan kaki

Mamah merasakan demam tinggi hanya 2 hari diawal sakit, bintik-bintik merahpun muncul di hari ke-5. Setelah hasil laboratorium keluar, dokterpun menyatakan kalo mamah memang positive terjangkit DBD. Hasil laboratorium menunjukan kalo trombosit mamah hanya 42 ribu, sedangkan normalnya trombosit adalah 150 ribu – 450 ribu. Dokter di klinikpun memberikan rujukan untuk dirawat di rumah sakit. Akhirnya kami memilih RS. Karya Medika Bantargebang. Saat masuk UGD dan diperiksa dokter aku sempat dimarahi, enggak dimarahi sebenernya, geretak sambel gtw dari dokter. Dokter bilang “Kok baru dibawa sekarang ini sudah rendah sekali trombositnya, dirawat di ICU ya”. Seketika itu mamah bilang “NO! ruang biasa aja dok”. Namanya ruang ICU mahalnya kebangetan kan, selagi bisa ditangani dengan baik di ruang perawatan biasa kenapa enggak. Akhirnya mamahpun dirawat di kelas 2.

Aku mau share sedikit ilmu yang aku dapat dari pengalaman kemarin, caranya membedakan gejala tipes dan DBD. Karena aku bukan dokter, info inipun aku dapatkan berdasarkan pengalaman pribadi, tanya dokter dan baca beberapa sumber yang aku baca tentang penyakit ini. Kalo ada yang salah mohon dikoreksi, berikut adalah perbedaan tipes dan DBD:

Demam Berdarah Dengue (DBD)
1.   Demam tinggi biasanya >38 derajat celcius.
2.  Siklus demam pelana kuda. Hari ke 1 – 3 demam tinggi sekali biasanya di sertai sakit kepala berat, mual, muntah dan badan terasa sakit. Hari ke 4 – 5 demam akan turun drastis, disini kadang pasien merasa sudah sehat padahal ini adalah masa-masa kritis. Hari ke 6 – 7 demam akan kembali tinggi, ini adalah proses dari fase penyembuhan.
3. Munculnya bintik-bintik merah pada tubuh, diawal tidak terlihat. Untuk melihatnya bisa menggunakan Torniquet Tes. Tes ini dilakukan dengan menjepit pembuluh darah, mirip seperti ketika memeriksa tekanan darah. Biasanya setelah itu bintik-bintik merah akan muncul.

Tifoid Fever (Tifus)
1.  Demam meningkat secara bertahap pada penyakit ini, awalnya tidak terlalu tinggi tapi suhunya akan terus meningkat sampai > 38 derajat celcius.  
2.   Demam terjadi saat sore dan malam hari dan demam akan hilang di pagi dan siang hari.
3.   Terjadi masalah di saluran pencernaan, biasanya akan terasa sakit khususnya usus.

Dari penjabaran diatas bisa disimpulkan bahwa siklus demam di tifus dan DBD sangat berbeda. Saran saya untuk memastikan, alangkah lebih baik jika pasien menjalani uji laboratorium untuk mengecek jumlah trombosit.

Untuk kita yang masih sehat, alangkah lebih baiknya mencegah penyakit ini dengan membersihkan lingkungan sekitar dan memakan makanan yang sehat dan bergizi. Semoga kita semua selalu diberi nikmat sehat dan bagi kamu yang sedang sakit cepat sembuh ya.

16 thoughts on “Tifoid Fever (Tipes) vs Dengue Hemorrhagic Fever (DBD)

  1. Nah ini bener banget siklusnya DBD, Dihari 4-5 ini demamnya turun, kalo kita nggak tahu dikiranya udah sembuh padahal masuk ke fase kritis kalo gak diobatin yah…
    Pernah dulu kena DBD juga, untung bapak langsung tahu jadi langsung diobatin. Nice sharing mbak 🙂

    Like

Leave a comment