Setelah dua hari menetap di rumah, mamahku tiba-tiba mengeluh kalo kepalanya sangat sakit dan badanyapun tiba-tiba panas sekali. Suhu badannya saat itu hampir 40 derajat celcius, selain itu perutnya sakit, kata mamah sakitnya saperti ususnya sedang dililit-lilit. Aku ga tega banget lihat mamah kesakitan, akhirnya aku membawanya ke klinik dekat rumah. Setelah diperiksa oleh dokter, hasilnya menunjukan kalo mamah terkena gejala tipes atau dalam istilah medisnya Tifoid Fever. Mamah wajib istirahat total dari kegiatan sehari-harinya dan harus memakan makanan yang lunak. Selama 4 hari mamah mengkonsumsi bubur yang aku masak, beliau tetap makan dengan lahap walaupun bubur yang aku masak ga karuan rasanya hehehe.
Tipes ini salah satu penyakit dimana gejala awalnya terlihat sangat ringan dan biasa saja. Padahal kalo sudah parah penyakit ini bisa sangat berbahaya guys bisa menyebabkan pendarahan di usus, merusak jantung dan prankreas dan masih banyak lainnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama Salmonella Typhosa. Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Virus ini akan cepat sekali berkembang didalam tubuh dan mengkontaminasi saluran pencernaan kita, makananya penderita tipes sering merasakan sakit di bagian perut. Berikut adalah gejala-gejala awal penyakit tipes:
1. Demam tinggi biasanya sekitar 30-40 derajat celcius
2. Sakit perut dan sakit kepala
3. Lidah berwarna putih
4. Mual dan muntah
5. Hilangnya nafsu makan
6. Badan terasa lemah dan lesu
7. Diare
Ketika aku membawa mamah ke dokter, dokter memberikannya anti biotik, obat penghilang mual dan beberapa obat lagi yang aku lupa namanya apa. Setelah kurang lebih 4 hari mengkonsumsi obat dokter, keadaan mamah mulai membaik. Mamah sudah tidak sakit kepala dan perutnya pun sudah tidak sakit, akan tetapi rasa mual masih tetap ada. Saat itu aku berfikir bahwa sebentar lagi mamah pasti sembuh. Mamahpun demikian, makan banyak dan minum obatnya semangat sekali karena ingin sembuh.
Pada hari ke-5 mamah sakit, ternyata badan mamah dipenuhi oleh bintik-bintik merah. Duuuh aku kaget bukan main, takutnya mamah kena demam berdarah dengue (DBD). Akan tetapi bapak berusaha menenangkan, bahwa bercak merah setelah menderita penyakit tipes itu adalah hal yang biasa. Tapi kok aku ga yakin ya, akhirnya aku bawa lagi mamah ke klinik. Di klinik, dokter menyarankan utuk cek darah. Dokterpun bilang ini sudah ada gejala DBD. Padahal mamah tidak merasakan gejala-gejala yang biasanya ada di awal DBD muncul karena kondisi badannya mulai membaik. Padahal eh padahal nih ya DBD itu kan gajalanya kayak pelana kuda justru ketika badan merasa enakan atau demam turun itulah masa-masa kritisnya. Setelah mendengar penjelasaan ini, aku menarik kesimpulan sebenarnya dari awal mamah sudah DBD, tapi karena kekebalan tubuhnya yang kuat gejala-gejala yang ditimbulkan oleh DBD pun sangat mirip dengan tipes. Saat itu aku belum tau perbedaan-perbedaan antara dua penyakit ini. Berikut adalah gejala-gejala awal DBD:
1. Demam tinggi mendadak sekitar 2-7 hari, suhu badan biasanya 38-40 derajat celcius
2. Timbul bintik-bintik merah dan kalo diregangkan kulinya bintik merahnya ga ilang
3. Mimisan
4. Muntah darah atau BAB darah
5. Menggigil kedinginan tapi berkeringat diujung tangan dan kaki
Mamah merasakan demam tinggi hanya 2 hari diawal sakit, bintik-bintik merahpun muncul di hari ke-5. Setelah hasil laboratorium keluar, dokterpun menyatakan kalo mamah memang positive terjangkit DBD. Hasil laboratorium menunjukan kalo trombosit mamah hanya 42 ribu, sedangkan normalnya trombosit adalah 150 ribu – 450 ribu. Dokter di klinikpun memberikan rujukan untuk dirawat di rumah sakit. Akhirnya kami memilih RS. Karya Medika Bantargebang. Saat masuk UGD dan diperiksa dokter aku sempat dimarahi, enggak dimarahi sebenernya, geretak sambel gtw dari dokter. Dokter bilang “Kok baru dibawa sekarang ini sudah rendah sekali trombositnya, dirawat di ICU ya”. Seketika itu mamah bilang “NO! ruang biasa aja dok”. Namanya ruang ICU mahalnya kebangetan kan, selagi bisa ditangani dengan baik di ruang perawatan biasa kenapa enggak. Akhirnya mamahpun dirawat di kelas 2.
Aku mau share sedikit ilmu yang aku dapat dari pengalaman kemarin, caranya membedakan gejala tipes dan DBD. Karena aku bukan dokter, info inipun aku dapatkan berdasarkan pengalaman pribadi, tanya dokter dan baca beberapa sumber yang aku baca tentang penyakit ini. Kalo ada yang salah mohon dikoreksi, berikut adalah perbedaan tipes dan DBD:
Demam Berdarah Dengue (DBD)
1. Demam tinggi biasanya >38 derajat celcius.
2. Siklus demam pelana kuda. Hari ke 1 – 3 demam tinggi sekali biasanya di sertai sakit kepala berat, mual, muntah dan badan terasa sakit. Hari ke 4 – 5 demam akan turun drastis, disini kadang pasien merasa sudah sehat padahal ini adalah masa-masa kritis. Hari ke 6 – 7 demam akan kembali tinggi, ini adalah proses dari fase penyembuhan.
3. Munculnya bintik-bintik merah pada tubuh, diawal tidak terlihat. Untuk melihatnya bisa menggunakan Torniquet Tes. Tes ini dilakukan dengan menjepit pembuluh darah, mirip seperti ketika memeriksa tekanan darah. Biasanya setelah itu bintik-bintik merah akan muncul.
Tifoid Fever (Tifus)
1. Demam meningkat secara bertahap pada penyakit ini, awalnya tidak terlalu tinggi tapi suhunya akan terus meningkat sampai > 38 derajat celcius.
2. Demam terjadi saat sore dan malam hari dan demam akan hilang di pagi dan siang hari.
3. Terjadi masalah di saluran pencernaan, biasanya akan terasa sakit khususnya usus.
Dari penjabaran diatas bisa disimpulkan bahwa siklus demam di tifus dan DBD sangat berbeda. Saran saya untuk memastikan, alangkah lebih baik jika pasien menjalani uji laboratorium untuk mengecek jumlah trombosit.
Untuk kita yang masih sehat, alangkah lebih baiknya mencegah penyakit ini dengan membersihkan lingkungan sekitar dan memakan makanan yang sehat dan bergizi. Semoga kita semua selalu diberi nikmat sehat dan bagi kamu yang sedang sakit cepat sembuh ya.
Makasih infonya Egy. Terus sekarang mama kamu gimana kondisinya? Kasihan sekali ya. Mudah-mudahan cepet fit lagi.
LikeLike
Alhamdulillah mamah sudah membaik mba Yo, tapi semalem badannya sempat lemas lagi karena banyak tamu yg berdatangan dan beliau kecapean. Makasih doanya mba Yo….
LikeLike
Lagi musim banget nich DBD, mesti ati2 jaga kebersihan juga
LikeLike
betul mas… jaga kesehatan yaa
LikeLike
aku kak kena tifus dari kecil jadi kalau capek ama kena matahari langsung kumat
LikeLike
Ya ampuuun, sering kumat dong? kan ga mungkin juga ga kena matahari ya. gimana ngobatinnya?
sabar ya winny…. jaga kesehatan…
LikeLike
Makasiiiih banyak Mbak Infonya :’ berguna banget. Semoga kita yang sehat ini bisa terus menjaga lingkungan dan diri pribadi biar nggak terkena penyakit tersebut :’
LikeLike
iya mas febri, sama2. semoga sehat selalu yaaa
LikeLike
Hehehe, Aamiin. Iya mbak 🙂 Kamu juga ya, Mbak. 🙂
LikeLiked by 1 person
Waaah jadi terbayang beberapa waktu lalu sempat anggota satu rumah kena DBD paniknya minta ampun.
Salam kenal, Mbak 😀
LikeLike
Waah satu rumah mba?? aku sekrang 2 orang kena DBD di rumah, mamahku sembuh eeh adikku sekarang terkena DBD juga. hikshiks salam kenal juga, makasih sudah mampir mba.
LikeLike
Nah ini bener banget siklusnya DBD, Dihari 4-5 ini demamnya turun, kalo kita nggak tahu dikiranya udah sembuh padahal masuk ke fase kritis kalo gak diobatin yah…
Pernah dulu kena DBD juga, untung bapak langsung tahu jadi langsung diobatin. Nice sharing mbak 🙂
LikeLike
Iya bener, sebenernya mudah mendeteksi dari siklus demam cuman orang-orang disekitarku kadang ga percayaan dan takut untuk tes darah jadi pas dicek udah parah kondisinya. Makasih sudah mampir mas
LikeLike
Nah maka dari itu harus lebih tanggap terhadap penyakit dan jangan meremehkan.
Sama sama, salam kenal ya 🙂
LikeLiked by 1 person
wah, di daerah saya jg lg banyak yg kena DB..mudah2an ga ikut kena jg. salam kenal mbak 😀
LikeLike
Salam kenal mas, iya emang lagi musim DBD dan tipes. Amin, jaga kesehatan ya.
LikeLiked by 1 person